Masjid Istiqlal sebagai masjid negara diharapkan dapat menampung jamaah dalam jumlah yang besar.
Oleh karena itu, maka arsitekturnya menerapkan prinsip minimalis, dengan mempertimbangkan keberadaannya di kawasan beriklim tropis.
Ruangan shalat yang berada di lantai utama dan terbuka sekelilingnya diapit oleh plaza di kiri-kanan bangunan utama dengan tiang-tiang lebar di antaranya, dimaksudkan untuk memudahkan sirkulasi udara dan penerangan yang alami.
Masjid Istiqlal memang terkenal dengan kemegahan bangunannya. Luas bangunannya hanya mencapai 26% dari kawasan seluas 9.32 hektar, yang selebihnya adalah halaman dan pertamanan. Karena bangunan yang begitu besar dan luas, masjid ini dapat menampung sekitar 200.000 jamaah. Selain terkenal dengan kemegahannya, masjid ini juga mempunyai arsitektur yang khas. Corak bangunannya bergaya modern.
Jamaah dan wisatawan yang berkunjung ke masjid ini dapat melihat konstruksi kokoh bangunan masjid yang didominasi oleh batuan marmer pada tiang-tiang, lantai, dinding dan tangga serta stainless steel pada tiang utama, kubah, puncak menara, plafon, dinding, pintu karawangan, tempat wudhu, dan pagar keliling halaman.
Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Istiqlal juga merupakan obyek wisata religi, pusat pendidikan, dan pusat aktivitas syiar Islam. Dengan berkunjung ke masjid ini, jamaah dan wisatawan dapat melihat keunikan arsitektur masjid yang merupakan perpaduan antara arsitektur Indonesia, Timur Tengah, dan Eropa.
Arsitektur Indonesia nampak pada letak masjid yang berdekatan dengan bangunan pusat pemerintahan. Kemudian pada bagian dalam kubah masjid yang berhiaskan kaligrafi merupakan hasil adopsi nuansa arsitektur khas dari Timur Tengah. Masjid ini juga dipengaruhi gaya arsitektur Eropa, sebagaimana terlihat dari bentuk tiang dan dinding yang kokoh, serta menara di sudut teras raksasa.
Tidak saja menampilkan keindahan, arsitektur Masjid Istiqlal juga menawarkan pendekatan yang unik terhadap berbagai serapan budaya dalam komposisi yang tetap harmonis. Perpaduan itu menunjukkan kuatnya pemahaman yang menghargai berbagai budaya dari masyarakat yang berbeda, yang ditempatkan sebagai potensi untuk membangun harmoni dan toleransi antar ummat beragama, dalam rangka membina kesatuan dan persatuan bangsa.
Di samping kemegahan bangunan dan keindahan arsitekturnya itu, di masjid ini juga terdapat bedug raksasa yang terbuat dari dari sebatang pohon kayu meranti merah asal pulau Kalimantan yang berusia sekitar 300 tahun.
A. KONDISI DAN LINGKUNGAN SEKITAR
Pada tahun 1950, keadaan dan kondisi kawasan Taman Wilhelmina yang berada di depan Lapangan Banteng merupakan tempat yang sepi, gelap, kotor, dan tak terurus. Reruntuhan tembok bekas bangunan benteng Belanda di taman itu penuh dengan lumut, dan ditumbuhi ilalang dimana-mana. Pada tanggal 21 Mei 1961, dalam rangka peringatan Hari Kebangkitan Nasional di tempat yang sama, sekitar 50.000 orang dari berbagai unsur lapisan masyarakat, termasuk pegawai negeri dan swasta, alim ulama, tentara, dan lain-lain bekerja bakti membersihkan taman Wilhelmina yang tak terurus itu, sebagai persiapan lokasi pembangunan Masjid yang diawali dengan pidato Menteri Jaksa Agung.
Beberapa bulan kemudian, tepatnya tanggal 24 Agustus 1961, telah menjadi tanggal yang paling bersejarah bagi kaum muslimin di Jakarta khususnya, dan Indonesia pada umumnya, untuk pertama kalinya di bekas taman itu, kota Jakarta akan memiliki sebuah masjid besar dan monumental. Maka dengan ucapan Bismillahirrahmanirrahim Presiden RI Ir. Soekarno meresmikan permulaan pembangunan Masjid Istiqlal diatas area seluas 9.32 Ha. Yang ditandai dengan pemasangan tiang pancang disaksikan oleh ribuan ummat Islam. Sebuah masjid yang akan menjadi simbol kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.
Masjid Istiqlal berdaya tampung jamaah sebanyak 200.000 orang yag terdiri dari:
1. Ruang shalat utama dan balkon serta sayap memuat 61.000 orang.
2. Ruang pada bangunan pendahuluan memuat 8.000 orang.
3. Ruang teras terbuka di lantai 2 memuat 50.000 orang.
4. Semua koridor dan tempat lainnya memuat 81.000 orang.
Masjid Istiqlal juga mempunyai daya tampung parkir untuk 800 kendaraan.
B. PAGAR DAN PINTU GERBANG
Komplek Masjid Istiqlal dikelilingi pagar yang indah setinggi empat meter, terdiri dari tembok setinggi satu meter dan diatasnya berdiri pagar setinggi tiga meter yang terbuat dari bahan Stainless Steel, baja anti karat sepanjang 1.165 M.
Semula pagar ini meski dibuat dari bahan Stainles anti karat dan cukup kokoh, namun tingginya hanya sekitar 1,2 meter ditambah 1 meter tembok sehingga memudahkan keluar masuknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan cara melompati pagar tersebut, ditambah lagi dengan pintu gerbang yang sangat mudah dilewati meski pintu tersebut dalam keadaan terkunci.
Sebagai solusinya maka mulai tahun 2007 pagar diganti menjadi lebih tinggi dan indah seperti yang disaksikan sekarang. Pintu gerbangpun dirubah dan dipercantik dengan menggunakan Allumunium Cor dan dirancang memiliki celah-celah yang rapat yang tidak mungkin dilewati oleh manusia.
Saat ini untuk masuk ke wilayah Masjid Istiqlal baik menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki harus melalui pintu gerbang yang terbuka yang masing-masing mempunyai gardu jaga. Pintu-pintu gerbang tersebut terletak di sebelah utara, timur, tenggara dan selatan. Salah satu dari pintu gerbang tersebut diperuntukkan khusus untuk VIP yaitu RI 1 dan RI 2.
Lima buah pintu gerbang dihubungkan ke masjid oleh jembatan yang dibawahnya mengalir sungai Ciliung dan di kiri kanannya terdapat lapangan parkir yang luas, sedangkan dua buah lainnya di bagian utara tidak dihubungkan dengan jembatan.
Pintu gerbang seluruhnya berjumlah 7 buah terdiri dari:
1. Dari arah Pintu Air terdapat dua buah pintu gerbang yang langsung diarahkan menuju pintu AS-SALAM. Pada acara kenegaraan biasanya dibuka untuk dilalui para undangan VIP setingkat pejabat negara, para mentri, duta-duta besar perwakilan negara sahabat, pejabat legislatif, pejabat daerah dan undangan VIP lainnya.
2. Dari arah Katedral terdapat dua buah pintu gerbang, satu diantaranya searah dengan jalan yang menuju ke area Pasar Baru dan yang lainnya searah dengan bangunan gereja. Pintu gerbang inilah yang dibuka setiap harinya untuk keluar masuk area Masjid Istiqlal dan mulai pada pertengahan tahun 2008 perparkiran menggunakan sistem Check Point.
3. Pintu gerbang lainnya adalah: Satu pintu gerbang yang searah dengan gedung DEPAG Pusat dan satu pintu gerbang lainnya searah dengan gedung Pertamina dan Stasion Gambir, pintu gerbang ini khusus diperuntukkan bagi Presiden (RI 1) dan wakilnya (RI 2) beserta rombongan bila menghadiri acara keagamaan yang diselenggarakan secara kenegaraan di Masjid Istiqlal seperti peringatan hari-hari besar Islam serta Hari Raya Iedul Fitri dan Iedul Adha.
Seluruh pintu gerbang ini dibuka setiap acara resmi kenegaraan, sedangkan untuk hari-hari biasa pintu gerbang yang dibuka yaitu pintu dari arah Katedral yang langsung menuju pintu Al-Fattah.
C. TAMAN, TEMPAT PARKIR, JEMBATAN DAN AIR MANCUR
Halaman di sekitar Masjid Istiqlal sebelah utara, selatan dan timur seluas 6,85 Ha terdari dari:
Pertamanan seluas 4,15 Ha, dibagi menjadi 23 lokasi dan masing-masing diberi nama sesuai dengan nama pepohonan yang dominan berada di lokasi tersebut. Misalnya Taman Kamboja dan lain-lain. Rindangnnya pertamanan berfungsi juga sebagai hutan kota, dihidupi pula dengan beberapa jenis unggas untuk menambah keindahan komplek Masjid Istiqlal. Dengan demikian menjadikan suasana masjid terasa sejuk sehinnga akan menambah kekhusyuan beribadah bagi para jama'ah.
Perparkiran seluas 2,15 Ha, yang dapat menampung kurang lebih 800 kendaraan sekaligus melalui 7 buah pintu gerbang yang ada. Kualitas pengaspalan untuk halaman, parkir dan jalan dibuat dengan methode pengaspalan kelas satu.
Karena halaman Masjid Istiqlal dikelilingi oleh sungai, maka dibangun pula tiga buah jembatan besar yang lebarnya 18,6 meter dan panjang sekitar 21 sampai 25 meter. Ditambah satu buah jembatan kecil untuk pejalan kaki, kerangka dari jembatan-jembatan ini juga terbuat dari bahan stainless steel.
Untuk menambah indahnya panorama kompleks Masjid Istiqlal, di halaman bagian selatan dilengkapi dengan kolam air mancur yang ditempatkan di tengah-tengah dan menjadi pemecah kali Ciliung menjadi dua jalur, taman air mancur ini seluas 2.803 M2, dan kolam air mancur seluas 8.490 M2, jadi luas keseluruhannya 11,293 M2. Di bagian tengahnya dibuat ring penampung air bersih bergaris tengah 45 meter, jumlah nozel pemancar air mancur sebanyak: 1 buah tegak lurus di tengah-tengah cawan air mancur, 17 buah di lingkar luar, dan 8 buah buah di lingkar dalam pada kolam penampungan air bersih. Air mancur ini dapat memancarkan air setinggi 45 meter.
D. GEDUNG UTAMA DAN PENDUKUNG
1. GEDUNG UTAMA
TINGGI : 60 M
PANJANG : 100 M
LEBAR : 100 M
TIANG PANCANG : 2.361 buah
Masjid Istiqlal yang megah ini adalah bangunan berlantai dua. Lantai pertama untuk perkantoran, ruang pertemuan, instalasi AC sentral dan listrik, kamar mandi, toilet dan ruang tempat wudhu. Lantai dua, untuk shalat yang terdiri dari ruang shalat utama dan teras terbuka yang luas guna untuk menampung jemaah yang melimpah terutama pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
Gedung utama dengan ruang shalat utama mengarah ke kiblat (MAKKAH), sedangkan teras terbuka yang luas mengarah ke Monumen Nasional (MONAS).
Lantai utama yang disediakan untuk ruang sholat baik Rawatib ataupun sholat sunnat lainnya terletak di gedung utama dengan daya tampung 61.000 orang jama'ah. Di bagian depan terdapat Mihrab tempat dimana imam memimpin sholat jama'ah, dan disebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang ditinggikan. Lantainya ditutupi karpet merah sumbangan seorang dermawan dari Kerajaan Arab Saudi.
2. KUBAH BESAR
Dengan diameter 45 m, terbuat dari kerangka baja stainless steel dari Jerman Barat dengan berat 86 ton, sementara bagian luarnya dilapisi dengan keramik. Diameter 45 meter merupakan simbol penghormatan dan rasa syukur atas kemerdekaan Bangsa Indonesia pada tahun 1945 sesuai dengan nama Istiqlal itu sendiri. Bagian bawah sekeliling kubah terdapat kaligrafi Surat Yassin yang ditulis oleh K.H Fa'iz seorang Khatthaath senior dari Jawa Timur.
Dari luar atap bagian atas kubah dipasang penangkal petir berbentuk lambang Bulan dan Bintang yang terbuat dari stainless steel dengan diameter 3 meter dan berat 2,5 ton. Dari dalam kubah di topang oleh 12 pilar berdiameter 2,6 meter dengan tinggi 60 meter, 12 buah pilar ini merupakan simbol angka kelahiran nabi Muhammad SAW yaitu 12 Rabiul Awal tahun Gajah atau 20 April 571 M.
Seluruh bagian di gedung utama ini dilapisi marmer yang didatangkan langsung dari Tulungagung seluas 36.980 M2.
3. GEDUNG PENDAHULUAN
Tinggi : 52 M
Panjang : 33 M
Lebar : 27 M
Bagian ini memiliki 5 (lima) lantai yang terletak di belakang gedung utama yang diapit 2 (dua) sayap teras. Luas lantainya 36.980 m2, dilapisi dengan 17.300 m2 marmer. Jumlah tiang pancangnya sebanyak 1800 buah. Di atas gedung ini ada sebuah kubah kecil, fungsi utama dari gedung ini yaitu setiap jamaah dapat menuju gedung utama secara langsung. Selain itu juga bisa dimanfaatkan sebagai perluasan tempat shalat bila gedung utama penuh.
4. TERAS RAKSASA
Teras raksasa terbuka seluas 29.800 m2 terletak di sebelah kiri dan dibelakang gedung induk. Teras ini dibuat untuk menampung jamaah pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha. Arah poros teras ini mengarah ke Monument Nasional menandakan masjid ini adalah masjid nasional. Selain itu teras ini juga berfungsi sebagai tempat acara-acara keagamaan seperti MTQ dan pada emper tengah biasa digunakan untuk peragaan latihan manasik haji, teras raksasa ini dapat menampung sekitar 50.000 jamaâh.
5. EMPER KELILING/KORIDOR
Panjang : 165 M
Lebar : 125 M
Emper/koridor ini mengelilingi teras raksasa dan emper/koridor tengah yang sekelilingya terdapat 1800 pilar guna menopang bangunan emper.
6. MENARA
TINGGI : 6.666 cm = 66.66 M
DIAMETER : 5 M
Bangunan menara meruncing ke atas ini berfungsi sebagai tempat Muadzin mengumandangkan adzan. Di atasnya terdapat pengeras suara yang dapat menyuarakan adzan ke kawasan sekitar masjid.
Menara megah tersebut melambangkan keagungan Islam, dan kemuliaan kaum muslimin. Keistimewaan lainnya, menara yang terletak di sudut selatan masjid, dengan ketinggian 6.666 cm ini dinisbahkan dengan jumlah ayat-ayat Al-Qur'an. Pada bagian ujung atas menara, berdiri besi baja yang menjulang ke angkasa setinggi 30 M sebagai simbol dari jumlah juz dalam Al-Qur'an.
Puncak menara yang meruncing dirancang berlubang-lubang terbuat dari kerangka baja tipis. Angka 6.666 merupakan simbol dari jumlah ayat yang terdapat dalam AL- Quran, seperti yang diyakini oleh sebahagian besar ulama di Indonesia.
E. LANTAI DASAR DAN TANGGA
Lantai Dasar Masjid Istiqlal seluruhnya ditutupi oleh marmer seluas 25.000 M2 dipersiapkan untuk sarana perkantoran. Ide semula tempat ini akan dibiarkan terbuka yang sewaktu-waktu dapat dipergunakan, namun pasca terjadinya pengeboman di Masjid Istiqlal maka dilakukanlah pemagaran dan pembuatan pintu-pintu strategis pada tahun 1999.
Jumlah tangga menuju lantai shalat utama sebanyak 11 unit. Tiga diantaranya memiliki ukuran besar dan berfungsi sebagai tangga utama yaitu: satu unit berada disisi utara gedung induk, satu unit berada pada gedung pendahuluan yang dapat dipergunakan langsung menuju lantai lima, dan satu unit lainnya berlokasi di emper selatan menuju lantai utama, tangga-tangga ini memiliki lebar 15 M.
Disamping itu terdapat 4 unit tangga dengan ukuran lebar 3 M berlokasi pada tiap-tiap pojok gedung utama yang langsung menuju lantai lima dan di sudut-sudut teras raksasa.
F. SARANA DAN FASILITAS
Ruang shalat utama luasnya satu hektar dapat menampung jamaah lebih dari 16.000 orang. Ruang tersebut ditambah balkon 4 tingkat dan sayap disebelah timur, selatan, dan utara sehingga luas seluruhnya menjadi 36.980 M2 atau sama dengan hampir 4 hektar yang berarti dapat menampung jamaah sekitar 61.000 orang.
Di sebelah barat ruang shalat utama terletak mimbar yang diapit sebelah kiri dan kanannya oleh tembok berlapiskan marmer di mana terpajang kaligrafi Arab yang indah berbunyi: ALLAH (sebelah utara), LA ILAHA ILLA ALLAH MUHAMMADA AL RASULU ALLAH (tengah), dan MUHAMMAD (sebelah selatan).
SARANA PERIBADATAN
1. KARPET
Seluruh lantai utama masjid ditutupi oleh karpet merah sumbangan dari seorang dermawan Arab Saudi bernama Sheikh ESMAIL ABU DAUD yang diserah terimahkan pada tanggal 3 Juni 2005. Karpet sebanyak 103 rol ini berwarna merah terbuat dari bahan dasar wool.
Perawatan karpet tersebut dikerjakan secara manual, setiap hari dibersihkan dengan menggunakan alat vacum cleaner. Jumlah karpet penutup lantai utama 18 lembar, setiap lembarnya berukuran: panjang 25 M dan lebar 4 M, rata-rata beratnya 250 kg.
2. RAK AL-QUR'AN
Masjid Istiqlal juga menyediakan mushaf Al-Qur'an untuk dibaca oleh para jama'ah yang ditempatkan pada rak yang melingkar di 12 tiang yang terdapat pada lantai utama, setiap rak berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari dua tingkat terbuat dari bahan stainless steel.
Setiap rak dapat menampung 100 sampai 150 buah mushaf yang disediakan oleh BPPMI serta waqaf dari jama'ah.
3. SKETSEL
Untuk pembatas antara tempat shalat bagi jama'ah pria dan wanita dan batas area sholat rawatib, di lantai utama Masjid Istiqlal juga disediakan sketsel yang terbuat dari 20 modul dengan bahan stainless steel dan dari bahan kayu 20 modul dengan ukuran masing-masing 2 m x 80 cm. Sketsel tersebut bersifat knock down yang bisa dipasang sesuai kebutuhan.
SARANA OLAH RAGA
Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Menjaga kesehatan dengan berolahraga merupakan hal yang rutin dilakukan oleh siswa-siswi madrasah dan remaja Masjid Istiqlal.
Untuk mendukung berbagai macam program yang ada, BPPMI menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti sarana olah raga yang representatif berstandart nasional dan internasional yang dibangun di pojok kiri bagian timur Masjid.
Pusat kegiatan olahraga ini berupa lapangan terbuka terdiri dari lapangan Futsal, Badminton, Bola Volly dan Basket. Lapangan olah raga ini berukuran 420 M2, diresmikan penggunaannya oleh ibu Menteri Agama RI pada Tanggal 17 Januari 2009 M/20 Muharram 1430 M.
TENAGA LISTRIK
Tenaga listrik di Masjid Istiqlal difungsikan untuk:
1. Penerangan
2. Tenaga Hydrofour
3. AC
4. Sound system
5. Air Mancur
6. Alat eloktronik lainnya seperti TV, Komputer dll.
Penggunaan listrik untuk kebutuhan penerangan diseluruh areal Masjid Istiqlal baik di gedung ataupun di taman dan halaman serta pagar menggunakan layanan listrik dari PLN. Suplai listrik yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan satu gardu tersendiri yang menyiapkan central box berkapasitas 2.000 KVA.
Sebagai cadangan bila terjadi pemadaman dari pihak PLN, disiapkan juga dua buah mesin diesel atau generator berkekuatan 825 KVA dan 500 KVA. Selain untuk penerangan tenaga listrik ini juga dipergunakan untuk mesin-mesin Hydrofour dan AC di ruang perkantoran yang terdapat di lantai dasar masjid, rata-rata konsumsi listrik setiap bulannya adalah 1.750 KVA, dengan pembayaran rekening rata-rata sebesar Rp: 125.000.000/bulan.
SOUND SYSTEM & MULTIMEDIA
Untuk keperluan ibadah dan sarana informasi Masjid Istiqlal menggunakan sound system yang dikendalikan secara terpusat yang terletak pada ruang kaca bagian belakang lantai dua, dengan jumlah speaker sebanyak 200 chanel yang tersebar pada lantai utama.
Jumlah speaker yang terdapat pada koridor, gedung penghubung dan gedung pendahuluan sebanyak 158 chanel. Sound system dikendalikan oleh 26 amplyfire dan 5 (lima) buah mixer dan diawasi oleh enam orang yang bertugas secara bergantian baik siang ataupun malam hari.
Untuk mendukung kelancaran komunikasi pada waktu pelaksanaan ibadah dan kegiatan, di lantai utama juga telah dipasang system TV plasma sehingga akses informasi dpat diikuti secara merata oleh para jama’ah yang berada diseluruh area ruang utama Masjid.
PENDINGIN/AC
AC difungsikan secara sentral yang meliputi seluruh perkantoran dan ruangan lain yang ada di lantai dasar. Untuk memenuhi kebutuhan AC ini didukung oleh empat buah mesin pendingin atau chiller.
Pendingin ruangan hanya digunakan bagi ruangan-ruangan kantor di lantai bawah dengan menggunakan sistem AC central dan AC split.
Untuk menambah kenyamanan beribadah bagi jama'ah, sekarang ini ruang utama Masjid Istiqlal dilengkapi juga dengan 5 (lima) unit standing AC, masing-masing berkekuatan 5 (lima) PK dan sebelas unit AC celling berkekuatan masing-masing 5 (lima) PK, ditambah kipas angin berukuran besar.
Disamping itu pada ruangan perkantoran, ruang madrasah serta ruang VIP yang berada pada lantai dasar sistem pendinginnya juga menggunakan AC sentral (chiller) yang digerakkan oleh empat unit mesin chiller dengan 300 buah fan coil unit yang tersebar pada setiap ruangan, karena termakan usia di beberapa ruangan ditemukan AC chiller sudah kurang berfungsi maka secara bertahap dilakukan penggantian dengan AC split.
FASILITAS AIR, RUANG WUDHU, KAMAR MANDI DAN WC
Keperluan air untuk bersuci di Masjid Istiqlal pada awalnya dari Perusahaan Air Minum (PAM). Sebagai cadangan untuk mengantisipasi kekurangan dan kerusakan maka dibuatlah 6 (enam) buah sumur artesis dengan kedalaman 100 M, menggunakan mesin berkekuatan 3 PK dan 3 Phase berkapasitas 600 liter permenit dan didistribusikan ke tempat-tempat wudhu.
Untuk kebutuhan air di tempat pembuangan air kecil digunakan 8 (delapan) buah mesin Hydrofour, ditambah 4 (empat) tangki Hydrofour berkapasitas 1400 liter. Mesin-mesin air tersebut menggunakan tenaga listrik sebanyak 15 PK.
Tempat wudhu terdapat di beberapa lokasi di lantai dasar yaitu di sebelah utara, timur maupun selatan gedung utama. Di setiap lokasi tersedia 100 (seratus) unit tempat wudhu dengan kran air terbuat dari bahan stainless steel, tiap unitnya terdiri atas 6 (enam) buah kran maka jumlah kran seluruhnya sebanyak 600 buah. Berarti pada saat yang bersamaan dapat melayani 600 orang berwudhu sekaligus.
Sedangkan toilet terdapat di lantai dasar sebelah barat, selatan dan timur di bawah teras raksasa. Toilet ini sengaja dibangun terpisah dari tempat wudhu, hal ini dimaksudkan agar tempat yang bersih dan suci tidak berdekatan dengan tempat yang kotor. Disisi sebelah timur, dibawah emper masjid terdapat dua lokasi urinior yang berkapasitas 80 ruang.
Selain itu juga terdapat 52 kamar mandi dan WC, dengan rincian: 12 buah dibawah emper barat, 12 buah dibawah emper selatan dekat menara dan 28 buah dibawah emper sebelah timur. Keperluan air untuk wudhu, kamar mandi dan toilet ini setiap hari dipasok air dari PAM yaang berkapasitas 600 liter per menit.
LIFT BAGI PENYANDANG CACAT
Mengingat Masjid Istiqlal sebagai sarana umum dan jama'ah yang berkunjung juga terdapat diantaranya penyandang cacat dan jama'ah lanjut usia.
Karena itu bagi penyandang cacat yang akan menuju ke lantai dua dan lantai utama disediakan lift yang terletak di bagian selatan. Hal ini dalam rangka peningkatan pelayanan kepada para jama'ah penyandang cacat dan lansia.
Keberadaan satu unit lift yang diperuntukkan khusus bagi jama'ah penyandang cacat dan lansia ini adalah berkat bantuan pemerintah DKI Jakarta. Lift tersebut berkapasitas 6 orang dan dioperasikan pada waktu-waktu tertentu sesuai kebutuhan.
Lift ini terdapat di lokasi pintu Ar-Rahman dan dapat diakses melalui pintu gerbang depan kantor pusat pertamina.
PERPUSTAKAAN ISLAM
Dalam Islam, ilmu memiliki kedudukan yang mulia. Demikian juga dengan para penuntutnya. Allah menempatkan orang-orang yang berilmu pada kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu.
Allah juga memerintahkan kita untuk beramal menurut ilmunya, agar amal dan perbuatan/pekerjaan kita memiliki nilai kebenaran. Beramal tanpa mengetahui ilmunya akan menghasilkan amal yang rapuh dan mudah goyah, juga bisa menjerumuskan kita pada amalan yang justru dilarang oleh-Nya.
Firman yang pertama kali diturunkan-Nya dalam Al Qur'an adalah perintah membaca, melalui firman-Nya tersebut Allah memerintahkan manusia dengan perantara membaca sebagai jalan untuk menuntut ilmu. Jadi jika menutut ilmu memiliki kedudukan mulia, maka jalan kearahnya pun (dengan membaca) menjadi jalan yang mulia.
Kesadaran akan pentingnya membaca sebagai jalan masuknya ilmu telah mendorong generasi terdahulu umat Islam untuk mendirikan fasilitas yang bisa menampung bahan bacaan karya-karya ulama Islam waktu itu.
Keberadaan perpustakaan-perpustakaan besar Islam di masa lalu, tidak cukup hanya di ketahui sebagai suatu sejarah tetapi seharusnya bisa menjadi motivator bagi generasi Islam masa kini untuk mengulang kembali kejayaan Islam. Bahwasannya mendirikan perpustakaan Islam bukanlah suatu yang mustahil karena dahulu pernah terbukti kebesarannya.
Walaupun tidak bisa mendirikan perpustakan sebesar yang dikisahkan dalam sejarah yang ada, setidaknya perpustakaan Islam yang dikelola oleh BPPMI bisa memfasilitasi kaum muslim yang memerlukan tambahan ilmu keislaman ditengah derasnya aliran informasi dan ilmu-ilmu yang bisa menjauhkan seorang muslim dari Tuhannya.
Perpustakaan Islam Istiqlal, walaupun tidak bisa mewakili jumlah besarnya koleksi buku seperti perpustakaan-perpustakaan Islam yang besar lainnya, yang lebih penting adalah mewakili fungsinya sebagai pusat keilmuan.
Pada zaman Nabi sendiri telah mencontohkan bagaimana masjid-masjid selain sebagi tempat sholat juga difungsikan sebagai tempat untuk menuntut ilmu.
Perpustakaan merupakan substansi yang bagus sekali untuk kita jadikan benteng. Kesadaran masyarakat akan peran penting perpustakaan memang masih terbilang minim. Tapi Alhamdulillah perpustakaan Islam sendiri sudah mulai berkembang di Indonesia. Hampir di setiap masjid-masjid besar di Ibukota, telah dilengkapi dengan sarana perpustakaan.
POLIKLINIK MASJID ISTIQLAL
Ketika gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Bapak Sumarno pada tahun 1968 dimana Masjid Istiqlal masih dalam proses pembangunan, maka untuk membantu karyawan dalam pemeriksaan kesehatan, Gubernur Sumarno ketika itu meminta bantuan pihak RS Gatot Soebroto untuk turut serta membantu dalam bidang pelayanan kesehatan bagi seluruh pekerja dan karyawan proyek pembangunan Masjid Istiqlal. Pihak RS mengirimkan bantuan empat orang tenaga mantri secara bergiliran yaitu:
H.Abd.Hamid Ipang
H.M.Sukiran
Suster Yuyun Rahayu
Suster Rosda
Setelah proyek pembangunan masjid diserahkan kepada Sekretaris Negara pada tahun 1984 tenaga medis yang menangani pelayanan kesehatan tinggal dua orang yaitu H.Abd.Hamid Ipang dan H.M.Sukiran.
Sampai sekarang Masjid Istiqlal tetap menyediakan fasilitas berupa Poliklinik Umum. Poliklinik ini berada di bawah tanggung jawab dr. Khulushinnisak, MARS yang juga PNS Departemen Agama. Di Klinik ini karyawan dan para jama'ah Masjid Istiqla bisa mendapatkan layanan kesehatan dengan berbagai kemudahan. Klinik Istiqlal bertempat di lantai dasar Masjid Istiqlal Jl. Taman Wijaya Kusuma No.1, Jakarta Pusat.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan berupa pemeriksaan dan konsultasi dokter umum serta obat-obatan generik. Bagi karyawan dan jama'ah Masjid Istiqlal, dibebaskan biaya pemeriksanaan. Karyawan dan jama'ah harus membawa kartu berobat (atau kartu identitas jika belum memiliki kartu berobat) agar dibebaskan dari biaya pemeriksaan dan konsultasi dokter.
Obat-obatan yang diberikan diutamakan dalam bentuk generik, dan bagi obat-obatan yang tidak ada dalam bentuk generik diutamakan penyediaan hasil produksi perusahaan farmasi nasional.
Jadwal pelayanan kesehatan bagi karyawan adalah setiap hari kerja :
Senin s/d Jum'at : 08.00 - 16.00, Hari sabtu dan Ahad tutup kecuali jika di Masjid Istiqlal diadakan acara hari-hari besar Islam atau acara-acara penting lainnya.
Sejak tahun 2003, pliklinik Masjid Istiqlal sudah dilengkapi oleh tiga orang tenaga dokter dan seorang paramedis, tiga orang tenaga dokter tersebut adalah dokter umum yang terdiri dari seorang dokter PNS Departemen Agama DPK, dua orang dokter DEPAG dan seorang paramedis/mantri karyawan Masjid Istiqlal pensiunan dari RS Gatot Soebroto. Poliklinik Masjid Istiqlal juga dilengkapi alat untuk mengecek kadar gula darah dan kolestrol serta satu unit mobil ambulance.
Adapun obat-obatan yang tersedia di poliklinik ini adalah obat generik bagi penyakit ringan untuk membantu pada tahap pertolongan pertama, bila ada penyakit yang memerlukan pengobatan medis yang serius maka akan dirujuk ke RS.Gatot Soebroto atau RSCM.
MADRASAH ISTIQLAL
MENCETAK GENERASI IMTAQ & IPTEK
Dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir pemerintah mempunyai perhatian yang sangat besar dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional.
Sama-sama kita ketahui bahwa pendidikan di Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan di negara-negara berkembang lainnya . Untuk mengejar ketertinggalan pendidikan nasional, pemerintah telah menerbitkan berbagai macam undang-undang dan peraturan pemerintah yang mengatur pengelolaan pendidikan menuju pendidikan nasional yang bermutu dan unggul.
Dalam rangka membantu dan mensukseskan tujuan pendidikan nasional tersebut, tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi program ini harus didukung oleh semua fihak yang dalam hal ini peran serta masyarakat sangat dibutuhkan.
Berbicara mengenai pendidikan
Masjid Istiqlal sebagai masjid Negara dan masjid terbesar di kawasan Asia Tenggara menjadi simbol kemajuan dan kemunduran ummat Islam di Indonesia. Hal ini mengingat masjid ini menjadi barometer pengelolaan masjid di Indonesia, sehingga harus menjadi contoh dan model dalam pengelolaan masjid secara nasional. Dalam konsep pengelolaan masjid yang ideal, bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga harus mejadi tempat pembinaan ummat melalui berbagai macam kegiatan.
Salah satu kegiatan yang sangat penting adalah adanya pendidikan untuk pembinaan masyarakat atau ummat baik pendidikan formal maupun non formal.
Atas dasar pertimbangan tersebut, alhamdulillah atas petunjuk Bapak Menteri Agama telah diselenggarakan pendidikan formal di Masjid Istiqlal yang terdiri dari jenjang pendidikan: Kelompok bermain dan Raudhatul Athfal, Madarasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).
BEDUG RAKSASA
MELESTARIKAN TRADISI ISLAM INDONESIA
Pada waktu dulu ketika listrik belum banyak dikonsumsi, masjid-masjid di Indonesia dilengkapi dengan bedug yang berfungsi sebagai tanda masuk waktu shalat. Bedug dipukul ketika waktu untuk shalat tiba, diikuti adzan.
Di Masjid Istiqlal bedug masih ada dan dilestarikan keberadaannya sebagai warisan budaya bangsa, saat ini bunyi bedug direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum adzan dikumandangkan.
Bedug tersebut memiliki ukuran yang sangat besar, diletakkan di atas penyangga setinggi 3,80 M, panjangnya 3,45 M, dan lebarnya 3,40 M. Semua terbuat dari kayu jati dari hutan Randu Blatung di Jawa Tengah.
Bedug Masjid Istiqlal panjangnya 3 M, dengan berat 2,30 ton, bagian depan berdiameter 2 M, bagian belakang 1,71 M, terbuat dari kayu meranti merah (shorea wood) dari sebuah pohon berumur 300 tahun, diambil dari hutan di Kalimantan Timur, diawetkan menggunakan bahan pengawet superwolman salt D (flouride, clirome, dan arsenate)
Dulu bedug di Masjid Istiqlal tersebut dipukul setiap hari Jum'at, mendahului adzan Jum'at yang dikumandangkan melalui pengeras suara. Belakangan ini suara bedug direkam kemudian diperdengarkan melalui pengeras suara sebelum adzan dikumandangkan.
Walaupun fungsi beduk sudah dapat digantikan oleh pengeras suara, dalam menentukan tanda masuk waktu shalat, tetapi di Masjid Istiqlal, beduk masih dimanfaatkan. Beduk dipukul sebelum adzan. Selain itu beduk raksasa masjid ini juga berfungsi sebagai hiasan dan sekaligus melestarikan salah satu budaya Islam Indonesia.
FUNGSI
Untuk dipergunakan sebagai alat pemberi tanda waktu.
DATA BEDUG
Garis tengah bagian depan : 2 meter
Garis tengah bagian belakang : 1,71 meter
Panjang : 3 meter
Berat : + 2,30 ton
Jenis kayu : Meranti Merah (Shorea) ex Kalimantan Timur
Umur pohon : + 300 tahun.
DATA JAGRAG/KAKI
Tinggi : 3,80 meter
Panjang : 3,45 meter
Lebar : 3,40 meter
Volume kayu : + 3,10 meter kubik
Jenis kayu : jati (tectona grandis) ex Randublatung Jawa Tengah.
Ukiran : Jepara.
KETERANGAN UKIRAN
JAGRAG
Tulisan "ALLAH" di dalam segilima pada 4 tempat.
Segi-lima melambangkan : 5 rukun Islam dan 5 waktu sholat.
Tulisan BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM pada 2 tempat.
Tulisan Kalimah Sahadat pada 4 tempat.
Surya Sengkala (tahun Matahari) : 1978 dalam seni kaligrafi yang berbunyi : Angesti = angka 8
Suwara = angka 7
Kusumaning = angka 9
Samadi = angka 1
Pada bagian-bagian jagrag seluruhnya terdapat 27 (dua puluh tujuh) ukiran Surya sengkala.
NANASAN dengan dua susun kelopak daun, masing-masing menunjukkan Angka 7 dan 8 (daun).
BEDUG
Ukiran surya Sengkala (tahun matahari) : 1978 dalam seni kaligrafi dengan pengertian sama dengan No.4. Pada kayu bedug terdapat 2 (dua) ukiran Surya Sengkala dilingkari segi lima.
Dua buah kendit/sabuk dari logam kuningan terukir berfungsi sebagai hiasan. Pada kedua kendit terdapat 11 (sebelas) ukiran Surya Sengkala.
BAHAN
1. JAGRAG/KAKI
Dari kayu jati (tectona grandis) hasil hutan daerah Randublatung, Jawa Tengah.
2. BEDUG
a. Kayu :
Dari jenis Meranti Merah (Shorea) ex Kalimantan Timur, umur pohon diperkirakan 300 tahun, sumbangan dari Badan Pelaksana Pembangunan & Pengelolaan Pengusahaan Proyek Taman Mini Indonesia Indah dan merupakan potongan batang pohon dari koleksi Taman Mini Indonesia Indah.
b. Kulit :
Bagian depan adalah kulit sapi jantan dari daerah Jawa Timur. Bagian belakang adalah kulit sapi betina jenis Santa Gertrudis, umur 2 tahun, sumbangan PT. Redjo Sari Bumi, Tapos, Bogor.
c. Kendit/Sabuk : dari logam kuningan.
d.Gantungan : dari besi baja yang di verchroom.
e.Band penguat : (pada kedua ujung) dari baja anti karat (stainless steel).
f. Paku kulit : dari kayu sonokeling, 90 buah pada bagian depan dan 80Â buah pada bagian belakang.
g. Obat pengawet : Superwolmansalt D (fluoride, chrome, arsenate), konsentrasi larutan kl. 4%, masa rendam 6 (enam) hari.
h. Pemukul bedug : 4 (empat) buah dari kayu jati terukir.
WAKTU PENGERJAAN
Jagrag/kaki : 25 hari
Bedug : 60 hari
KOPERASI KARYAWAN DAN JAMAAH MASJID ISTIQLAL (KOSTIQ)
Usaha Pengembangan KOSTIQ (Koperasi karyawan dan Jamaah Masjid Istiqlal), selain dapat memakmurkan masjid, juga sangat diharapkan mampu menciptakan dan meningkatkan kesejahtraan karyawan dan jamaah Masjid Istiqlal.
KOSTIQ telah diakui keberadaannya oleh badan hukum yang telah disahkan oleh Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil pada tanggal 19 Mei 1997 nomor 171/BHKWK.9/V/1997 serta anggaran rumah tangga yang disahkan pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) tanggal 31 Maret 2004.
Pendirian Kostiq dimotori oleh para pengurus BPPMI, dalam rangka pemberdayaan potensi yang dimiliki oleh Masjid Istiqlal.
Salah satu tujuan KOSTIQ adalah ikut serta meningkatkan citra baik Masjid Istiqlal melalui kegiatan-kegiatan sosial masyarakat. Saat ini KOSTIQ telah banyak dimanfaatkan oleh para karyawan dan jamaah Masjid Istiqlal.
Pada awal berdirinya KOSTIQ mensepakati usaha yang dijalankan adalah pengadaan barang-barang kebutuhan sehari-hari, usaha yang sudah berjalan hingga saat ini adalah penjualan sembako. Untuk kebutuhan lainnya seperti barang-barang elektronik KOSTIQ menerapkan sistem kredit jangka pendek maksimun 12 bulan.
Disamping itu usaha yang benar-benar menjadi konsentrasi KOSTIQ adalah:
Usaha simpan pinjam
Usaha perdagangan umum
Usaha toko sembako dan elektronik serta usaha cetak foto yang sangat dibutuhkan oleh para pengunjung di Masjid Istiqlal
Usaha kerjasama khusus
Usaha jasa boga
Kegiatan KOSTIQ dipusatkan di kamar 58 Masjid Istiqlal, sebagai pusat administrasi usaha.
Untuk toko penjualan sembako selama ini dipusatkan di pintu air sebelah utara Masjid Istiqlal sementara usaha wartel dan foto copy di area parkir timur pintu utama Masjid Istiqlal.
Koperasi Istiqlal mempekerjakan 6 (enam) orang tenaga staf yang terdiri dari tenaga bantuan dan tenaga staf penuh, jumlah angota sampai dengan 31 Desember 2008 adalah 261 orang. Pengurus Kostiq selalu berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pembinaan administrasi melalui pemanfaatan potensi pegawai dan saran perkantoran dengan segala keterbatasannya.
Penulis:
administrator
Masjid Istiqlal 2011
(C) 2011 Masjid Istiqlal Jakarta
Sumber :http://www.masjidistiqlal.or.id/
Belum ada tanggapan untuk "Profil Masjid Istiqlal Jakarta"
Posting Komentar