Hallo sahabat excel, alhmadulillah tahun ini kita bisa bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Kami menyampaikan selamat menjalankan
ibadah puasa bagi yg sedang menjalankannya. Kali ini saya mencoba berbagi
informasi seputar hubungan puasa dengan aspek kesehatan. Selama ini kita sudah
sering mendengar bahwa ibadah puasa selalu dikaitkan dengan aspek spiritual.
Kalau dari sisi spiritual, ibadah puasa akan
banyak sekali hikmahnya antara lain, memperkuat rasa ketergantungan kepada
Allah, menumbuhkan rasa solidaritas terhadap sesama yang pada akhirnya memperkuat
jiwa taqwa. Oke lah, bukan itu yang kita bahas kali ini....
Adapun dari aspek kesehatan sesungguhnya
puasa akan berdampak sangat baik bagi kesehatan jika dilakukan dengan benar dan
proporsional. Pada saat tubuh kita kekurangan makanan, maka secara otomatis
tubuh akan membakar lemak untuk bisa diubah menjadi energi. Proses ini akan
berdampak pada penurunan berat badan.
Tetapi jika puasa dilakukan dalam waktu
yang lama, hal ini akan memaksa tubuh untuk mengambil protein dari otot untuk dijadikan tenaga. Kondisi ini
jelas kurang baik bagi kesehatan. Demkian seperti yang dikatakan oleh Dr Razeen Mahroof dari Universitas Oxford, Inggris.
Perubahan pada tubuh selama menjalankan ibadah puasa tergantung
durasi berpuasa secara kontinu. Tubuh akan bisa berpuasa selama delapan jam
sejak makanan terakhir diterima tubuh, setelah usus selesai menjalankan tugasnya
menyerap nutrisimakanan.
Dalam kondisi normal, glukosa yang tersimpan dalam lever dan otot akan berubah menjadi
sumber energi utama. Selama kita berpuasa, cadangan glukosa inilah yang lebih
dulu dipakai untuk menyediakan tenaga. Setelah beberapa jam puasa berjalan dan
glukosa menipis, giliran berikutnya lemaklah yang menjadi sumber energi.
Seiring berjalannya waktu, berikutnya giliran protein yang dijadikan sumber
energi. Bila keadaan seperti itu berlangsung terus menerus untuk waktu yang
sangat lama, tentu saja tak baik buat kesehatan. Protein dalam otot terus
terkuras untuk dijadikan energi bagi tubuh sehingga mengakibatkan orang yang
menjalaninya terlihat kurus dan lemah.
Namun keadaan seperti itu tidak terjadi selama bulan suci Ramadan karena puasa di
bulan Ramadhan hanya berlangsung harian dan orang yang menjalaninya akan
berbuka setelah waktunya, bukan berpuasa secara terus-menerus tanpa kenal
waktu. Dalam hal ini Allah yang Maha mengetahui kekuatan dan kemampuan
hamba-Nya. Allah tidak akan membebani kewajiban kecuali sebatas kemampuan manusia.
Puasa di bulan Ramadan hanya berlangsung dari fajar sampai petang, sehingga
energi tubuh yang hilang bisa digantikan lewat makanan saat sahur dan berbuka.
Puasa Ramadan hanya menyedot glukosa dan lemak untuk dijadikan tenaga, tak
sampai menguras protein di otot.
Lebih lanjut menurut Dr Mahroof, penggunaan lemak untuk dijadikan energi
berefek pada berkurangnya berat badan, menjaga otot, dan menurunkan kadar
kolesterol. Sebagai tambahan dari turunnya berat badan adalah kontrol yang
lebih baik terhadap diabetes dan tekanan darah tinggi. "Detoksifikasi juga
terjadi karena racun-racun yang tersimpan dalam lemak tubuh dikeluarkan dari
tubuh," kata Dr Mahroof. Wallahu A’lam.
Sumber : tempo.co
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Antara Puasa dan Kesehatan"
Posting Komentar